News & Research

Reader

PDB RI Kuartal I Tumbuh Cukup Bagus, Rupiah Berakhir 0,35% Lebih Tinggi
Monday, May 06, 2024       15:44 WIB

Ipotnews - Data ketenagakerjaan Amerika Serikat bulan April 2024 yang melambat, ekspektasi yang meningkat dari pemulihan pertumbuhan ekonomi China tahun ini, serta produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang tumbuh cukup bagus pada kuartal I 2024, membuat kurs rupiah ditutup menguat terhadap dolar pada awal pekan ini.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (6/5) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.026 per dolar AS, menguat 57 poin atau 0,35% dibandingkan Jumat sore (3/5) di level Rp16.083 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penurunan greenback terjadi karena data nonfarm payrolls bulan April lebih lemah dari perkiraan. "Data tersebut memperkuat spekulasi bahwa melemahnya pasar tenaga kerja akan memberikan dorongan lebih besar bagi Federal Reserve untuk mulai menurunkan suku bunga," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis sore ini.
Data pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan April. Ini menunjukkan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja. "Kondisi ini meningkatkan optimisme bahwa the Fed dapat merancang kebijakan moneter yang lebih lunak untuk mewujudkan soft landing dalam perekonomian AS," ujar Ibrahim.
Pelaku pasar sekarang memperkirakan pemotongan sebesar 45 basis poin tahun ini, dengan penurunan suku bunga pada bulan November sudah diperhitungkan sepenuhnya. The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil pada akhir pertemuan kebijakan moneter pada 1 Mei lalu. Seperti yang diharapkan, the Fed mengisyaratkan pihaknya masih cenderung pada penurunan suku bunga, walaupun jika hal tersebut mungkin memakan waktu lebih lama dari perkiraan semula.
Selain itu, pelaku pasar bereaksi terhadap berita minggu lalu bahwa Beijing telah melonggarkan pembatasan kepemilikan rumah yang ketat di pasar properti. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kemajuan di sektor proterti.
"Data indeks manajer pembelian swasta menunjukkan ketahanan yang berkelanjutan di sektor jasa Tiongkok, yang telah menjadi pendorong utama aktivitas bisnis selama setahun terakhir," jelas Ibrahim.
Saham-saham Tiongkok menunjukkan pemulihan yang kuat dari posisi terendah dalam lima tahun terakhir yang sempat terjadi pada bulan Februari. Pelaku pasar lebih optimis dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi meningkat di negara tersebut.
"Beijing sebagian besar telah mempertahankan langkah-langkah stimulus moneternya, dan juga melonggarkan pembatasan pada beberapa industri untuk meningkatkan pertumbuhan," tambah Ibrahim.
Di dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia pada Kuartal I 2024 mencapai 5,11% (year on year/yoy). Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kuartal IV 2023 sebesar 5,04%). Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, momentum Lebaran dan Pemilu 2024.
Ini menjadi sentimen positif yang turut membantu penguatan kurs rupiah sore ini. Pergeseran bulan Ramadan yang jatuh pada 1Q2024 menyebabkan efek low-base, yang berkontribusi pada pertumbuhan yang lebih tinggi.
"Selain itu, peningkatan pengeluaran terkait dengan pemilihan presiden 2024 juga semakin mendorong pengeluaran pemerintah dan lembaga non-profit yang melayani rumah tangga, termasuk partai politik," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM